Kamis, 24 November 2011

Mendudukkan Sejarah Khilafah Islamiyah Tanpa Menzaliminya

Di kalangan kelompok Gerombolan Kacung Liberal, ramai dibicarakan tentang sejarah khilafah Islam. Sebuah negara Islam global yang diakui oleh umat manusia baik dari kalangan Islam sendiri maupun dari kalangan orang-orang kafir. Sejarah tegaknya sebuah negara yang mengemban ideologi, hanya dicapai oleh ideologi Islam ketika diemban oleh negara khilafah Islamiyah dari sejak didirikan oleh Rasulullah Muhammad saw. di Madinah hingga diruntuhkan oleh biang zindiq Mustafa Kemal Pasha yang dibantu oleh kafir tengik Inggris pada tahun 1924.

Sejarah khilafah Islamiyah memang sebuah sejarah berdirinya sebuah negara. Walaupun di dalamnya ditegakkan hukum-hukum Allah, tetapi tetap saja dijalankan oleh seorang manusia. Kegemilangan sejarah khilafah Islam diakui oleh penulis-penulis Barat seperti Montgomery Watt, Karen Armstrong, Henry S. Lucas, dan Philip K. Hitti.

Tetapi, ada juga kaum munafik Islam yang memiliki kebencian terhadap sejarah khilafah Islam jauh melebihi kebencian orang-orang kafir terhadap Islam. Kaum munafik inilah yang justru sangat berbahaya, sebab hakikatnya dia menikam Islam dari dalam. Mereka ini menjadi corong para komprador dan orang-orang kafir untuk bisa memuluskan langkah mereka, yaitu menjauhkan sekulerisasi Islam. Langkah-langkah riilnya adalah menghilangkan memori umat Islam terhadap khilafah Islam. Tetapi jika umat Islam mengingatnya, maka sejarah khilafah Islam itu harus didudukkan seburuk mungkin hingga umat Islam tidak lagi menghendaki tegaknya khilafah Islam.

Para penjahat ini seringkali mengeluarkan beberapa statement murahan seperti: Khilafah adalah sistem diktator dan otoriter, sejarah khilafah banyak terjadi pembunuhan-pembunuhan termasuk di kalangan para sahabat, perlakukan diskriminatif terhadap nonmuslim, dan lain-lain. Dengan argumentasi sampah ini, kacung-kacung liberal itu mencoba menghilangkan memori positif terhadap khilafah dan membangkitkan memori negatif terhadap sejarah khilafah Islam. Na’udzubillah..

Terdapat beberapa kesalahan yang dilakukan oleh para penjahat itu, antara lain sebagai berikut.

1.   Salah dalam menempatkan sejarah Islam
Kewajiban menegakkan khilafah Islam, bukanlah didasarkan pada sejarah kekhilafahan Islam itu sendiri. Artinya, sejarah khilafah Islamiyah bukanlah ‘dalil’ untuk menegakkan Islam. Wajibnya menegakkan khilafah Islam bersumber dari Alquran, Sunah, dan Ijma Sahabat.

Sejarah pada masa lampau memang bisa dijadikan atau diambil pelajaran dan kajian tentang pelaksanaan penerapan syariat Islam. Maksudnya adalah, bahwa dari sejarah itu kita bisa melihat; apakah hukum Islam itu dilaksanakan atau tidak, dilaksanakan secara baik atau tidak. Mengapa demikian? Sebab manusia bukanlah malaikat. Manusia tidak memiliki sifat ma’shum (kecuali para utusan Allah). Khalifah (kepala negara khilafah) juga seorang manusia. Artinya, bisa saja melakukan kesalahan dan penyimpangan dalam penerapan hukum Islam.

Namun demikian, kesalahan penerapan tidak berarti menunjukkan kesalahan sistem khilafah. Sangat ironi, sebuah sistem yang berangkat dari Alquran dan Sunnah (wahyu), disalah-salahkan oleh manusia yang memang lemah. Tidaklah relevan menyalahkan sistem yang ideal dengan melihat kesalahan sebagian dari pelaku sistem ideal tersebut.

Contohnya begini:
Jika Anda yakin akan kebenaran Islam, tentu Anda tidak akan terima jika ada orang yang menjelek-jelekkan agama Islam. Jika kita melihat banyak kasus kriminal yang ada di negeri ini, kita akan menemukan begitu banyak orang-orang yang beragama Islam sebagai pelakunya. Kemudian ada orang yang menyatakan bahwa kesalahan orang (pelaku) juga cerminan dari agama yang dianutnya. Artinya, kebejatan seorang pelaku tindak kriminal, juga merupakan betapa bejatnya agama yang dia anut. Jika ada orang yang berpikiran demikian, apakah Anda akan diam saja ataukah Anda akan marah-marah?

Islam harus dilihat secara menyeluruh. Alquran dan Sunnah tentu tidak akan menyuruh orang melakukan berbagai tindak kriminal yang dilakukan manusia. Sistem Islam juga menutup berbagai kemungkinan terjadinya tindak kriminal, seperti pencurian, perzinaan, pembunuhan, korupsi, dan lain sebagainya. Inilah sistem khilafah Islam itu. Tetapi jika memang masih ada saja berbagai tindak kriminal itu terjadi, tentu itu bukan lantaran sistemnya. Namun oknum yang menerapkannyalah yang salah.

Contoh:
Ketika Muawiyah bin Abu Sufyan memaksa rakyat untuk membaiat anaknya Yazid bin Muawiyah sebagai khalifah, jelas itu merupakan penyimpangan dan kesalahan. Mengapa? Sebab dalam syariat Islam, khalifah adalah hasil pilihan dan kerelaan rakyat. Jadi kesalahan terletak pada diri Muawiyah sendiri, bukan sistem khilafahnya.

2.   Terjebak dalam generalisasi secara serampangan
Para bandit-bandit liberal ini sering juga menyatakan bahwa sistem khilafah adalah sistem yang buruk hanya gara-gara melihat beberapa fakta sejarah. Memang benar telah terjadi penyimpangan dalam hal penerapannya. Tetapi sungguh tidak adil alias zalim, jika menyatakan keburukan Yazid bin Muawiyah kemudian seluruh khalifah Umayyah juga dinilai buruk. Pernyataan serampangan ini kadang juga diterapkan pada pemerintahan khalifah-khalifah Abbasiyah hanya dengan melihat beberapa khalifah yang melakukan penyimpangan. Sungguh tidak adil alias zalim. Tidak adil atau zalim kepada siapa? Zalim kepada sejarah khalifah-khalifah yang lainnya. Apalagi jika fakta-fakta sejarah itu ditulis oleh orang-orang kafir yang sangat membenci Islam. Atas nama ‘objektivitas’, kemudian tulisan-tulisan sampah itu pun ditelan mentah-mentah. Na’udzubillah..

3.   Menjadikan sistem demokrasi untuk mengukur sistem khilafah
Hal ketiga ini sangat marak saat ini. Untuk menilai baik dan tidaknya sistem khilafah, digunakanlah sistem demokrasi kufur buatan Barat. Menurut orang-orang Barat pada umumnya, sistem yang berlawanan dengan sistem demokrasi adalah sistem otoriter dan diktator. Sehingga ketika sistem khilafah dianggap tidak menghargai hak-hak manusia, maka disebutlah sistem khilafah itu sistem otoriter dan diktator.

Pemahaman di atas sangat serampangan dan terkesan mengabaikan akal sehat. Sebab, bagaimana bisa dijadikan ukuran sedangkan sistem demokrasi sendiri bertentangan dengan sistem khilafah. Dalam sistem demokrasi, kedaulatan berada di tangan rakyat, sedangkan dalam sistem khilafah kedaulatan berada di tangan syariat. Tidak ada kesewenang-wenangan khalifah. Khalifah hanya melaksanakan hukum syariat. Itu saja, tidak lebih. Jika ada pihak-pihak yang masih saja menyatakan sistem khilafah itu otoriter, mengapa tidak sekalian menyatakan “sistem yang berangkat dari Alquran dan Sunnah itu sistem otoriter?”

Justru yang terjadi saat ini sebaliknya. Saat ini, orang-orang menganggap sistem pemerintahan yang berlaku di kebanyakan negara adalah sistem demokrasi yang menghargai hak-hak warga negara. Tetapi rupanya itu hanya berlaku bagi orang-orang yang pro terhadap ‘penggulingan syariat’. Bagi orang-orang yang pro terhadap penegakkan syariat, maka ‘menghargai hak-hak warga negara’ itu menjadi tidak berlaku. Lalu demokrasinya dimana?

Jika dibandingkan dengan sejarah penerapan sistem sekuler-demokrasi yang saat ini dianut di banyak negara, jelas searah khilafah Islamiyah adalah yang terbaik. Jika penerapan sistem khilafah dianggap melahirkan berbagai pembunuhan-pembunuhan, lalu bagaimana dengan yang dilakukan Amerika di Iraq dan Afganistan? Lalu bagaimana yang terjadi dengan kafir tengik Yahudi-Israel terhadap kaum muslim di Palestina? Apa yang akan dikatakan para bandit itu terhadap hal tersebut? Itukah negara demokrasi?

Lihatlah kesaksian berikut ini:
Carleton S, dia adalah Chairman and Chief Executive Officer Hewlett-Packard Company berkomentar terhadap peradaban Islam sejak tahun 800-1600 masehi. Dia menyatakan: “Peradaban Islam merupakan peradaban yang paling besar di dunia. Peradaban Islam sanggup menciptakan sebuah negara adidaya kontinental (continental super state) yang terbentang dari satu samudra ke samudra lain; dari iklim utara hingga tropik dan gurun, dengan ratusan juta orang tinggal di dalamnya, dengan perbedaan kepercayaan dan suku bangsa. Tentaranya merupakan gabungan dari berbagai bangsa yang melindungi perdamaian dan kemakmuran yang belum dikenal sebelumnya.” Hal ini diambil dari ceramahnya tanggal 26 September 2001 dengan judul Technology, Business, and our Way of Life: What Next?

Untuk menjadikan Iraq negara demokrasi, Amerika telah membunuh ratusan ribu kaum muslim di Iraq. Ini bukti nyata. Siapa pun bisa melihatnya, baik kafir maupun muslim. Tetapi coba bandingkan dengan kesaksian seorang penulis asal Barat yang bernama Henry S. Lucas. Dalam bukunya yang berjudul Sejarah Peradaban Barat, Henry S. Lucas menyatakan: “Orang-orang Barat sering keliru memahami sifat-sifat penaklukan yang dilakukan orang-orang Islam. Mereka menyangka bahwa keberhasilan aksi-aksi militer itu karena prajurit-prajurit Islam melakukan keganasan untuk menakut-nakuti musuh. Persangkaan mereka (orang-orang Barat itu) bahwa orang-orang Islam memaksakan dua pilihan kepada pihak yang ditaklukkan: Alquran atau pedang. Yang benar adalah bahwa orang-orang Islam tidak pernah membasmi orang-orang Kristen. Mereka hanya memungut upeti (maksudnya jizyah) dari kaum Kristen sebagai kompensasi atas kemuliaan yang diterima kaum Kristen di bawah kekuasaan Islam.” Dalam bukunya tersebut, Henry Lucas tidak pernah menyebut kekuasaan Islam sebagai kerajaan, tetapi kekhalifahan. Misalnya: kekhalifahan Umayyah dan kekhalifahan Abbasiyah. Ini tidak mengada-ada. Buku itu masih tersimpan hangat di rak buku saya, cukup lecek karena sering saya baca..

Jadi, semoga catatan kecil ini dapat menyadarkan bahwa landasan untuk bisa tegaknya Islam hanyalah keimanan yang diejawantahkan ke dalam penerapan Islam secara kaffah. Sedaya apapun kacung-kacung liberal itu berupaya mengkristenkan Islam, maka kami tidak akan pernah berhenti berjuang, menjauhkan umat manusia dari pengaruh buruk para bandit-bandit itu..

Semoga bermanfaat..

1 komentar:

  1. IDEOLOGI NEGARA
    KHILAFAH ISLAM AD DAULATUL ISLAMIYAH MELAYU


    SATU AQIDAH

    Saya Bersaksi tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan Allah

    Katakanlah "Hai manusia! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan selain Dia; yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada Alquran dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat bimbingan hidayah. QS. Al A'raf :158


    SATU PENYEMBAHAN

    Dan aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka meyembah-Ku QS Adz-Dzariyat:56


    SATU PERILAKU AHLAQ

    Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW suri teladan yang baik bagi kalian untuk diikuti dalam hal berperang baik kesabaran dan keteguhannya. Bagi orang yang mengharap rahmat Allah yakni takut kepada-Nya dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.QS Al Ahzab:21

    Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya mengucapkan doa selamat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman! ucapkanlah doa selamat untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepada beliau. QS Al ahzab:56


    SATU IKATAN SEJARAH

    kami seorang muslim tidak terikat oleh tanah air, warna kulit melainkan sejarah islam yang menjadi ikatan dan kebanggaan kami.

    Kami tidak mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk semua
    manusia sebagai pembawa berita gembira kepada orang-orang yang beriman, bahwa mereka akan masuk surga dan sebagai pemberi peringatan kepada orang-orang kafir bahwa mereka akan dimasukkan ke dalam neraka tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui hal ini. Saba :28


    SATU JALAN PENGABDIAN

    Bimbinglah kami ke jalan yang lurus sebagaimana jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka melalui petunjuk dan hidayah-Mu. dan Bukan jalan orang-orang Yahudi(orang yang dimurkai)Dan bukan pula jalan orang-orang Kristen(orang sesat).


    SATU UNDANG-UNDANG ALQURAN DAN AS SUNNAH

    Katakanlah, "Sesungguhnya salatku, ibadahku , kehidupanku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah ketauhidan yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah.

    Berpegang teguhlah kamu dengan Ikatan tali Allah dan janganlah kamu berpecah-belah serta Kenanglah karunia Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, Lalu Allah damaikan hatimu dengan nikmat Allah kamu bersaudara kembali
    Dan ingatlah Kembali ketika kamu telah berada dipinggir jurang neraka lalu Allah selamatkan kamu daripadanya Demikianlah caranya Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu , Semoga kamu beroleh petunjuk. QS. Ali Imran:103


    Dipublikasikan
    PASUKAN KOMANDO PANJI HITAM
    MARKAS BESAR ANGKATAN PERANG BERANI MATI
    KHILAFAH ISLAM AD DAULATUL ISLAMIYAH MELAYU

    email : angsahitam@inbox.com

    BalasHapus