Di
kalangan kelompok Gerombolan Kacung Liberal, ramai dibicarakan tentang
sejarah khilafah Islam. Sebuah negara Islam global yang diakui oleh umat
manusia baik dari kalangan Islam sendiri maupun dari kalangan
orang-orang kafir. Sejarah tegaknya sebuah negara yang mengemban
ideologi, hanya dicapai oleh ideologi Islam ketika diemban oleh negara
khilafah Islamiyah dari sejak didirikan oleh Rasulullah Muhammad saw. di
Madinah hingga diruntuhkan oleh biang zindiq Mustafa Kemal Pasha yang
dibantu oleh kafir tengik Inggris pada tahun 1924.
Sejarah
khilafah Islamiyah memang sebuah sejarah berdirinya sebuah negara.
Walaupun di dalamnya ditegakkan hukum-hukum Allah, tetapi tetap saja
dijalankan oleh seorang manusia. Kegemilangan sejarah khilafah Islam
diakui oleh penulis-penulis Barat seperti Montgomery Watt, Karen
Armstrong, Henry S. Lucas, dan Philip K. Hitti.
Tetapi,
ada juga kaum munafik Islam yang memiliki kebencian terhadap sejarah
khilafah Islam jauh melebihi kebencian orang-orang kafir terhadap Islam.
Kaum munafik inilah yang justru sangat berbahaya, sebab hakikatnya dia
menikam Islam dari dalam. Mereka ini menjadi corong para komprador dan
orang-orang kafir untuk bisa memuluskan langkah mereka, yaitu menjauhkan
sekulerisasi Islam. Langkah-langkah riilnya adalah menghilangkan memori
umat Islam terhadap khilafah Islam. Tetapi jika umat Islam
mengingatnya, maka sejarah khilafah Islam itu harus didudukkan seburuk
mungkin hingga umat Islam tidak lagi menghendaki tegaknya khilafah
Islam.
Para penjahat ini seringkali mengeluarkan beberapa
statement murahan seperti: Khilafah adalah sistem diktator dan otoriter,
sejarah khilafah banyak terjadi pembunuhan-pembunuhan termasuk di
kalangan para sahabat, perlakukan diskriminatif terhadap nonmuslim, dan
lain-lain. Dengan argumentasi sampah ini, kacung-kacung liberal itu
mencoba menghilangkan memori positif terhadap khilafah dan membangkitkan
memori negatif terhadap sejarah khilafah Islam. Na’udzubillah..
Terdapat beberapa kesalahan yang dilakukan oleh para penjahat itu, antara lain sebagai berikut.
1. Salah dalam menempatkan sejarah Islam
Kewajiban
menegakkan khilafah Islam, bukanlah didasarkan pada sejarah
kekhilafahan Islam itu sendiri. Artinya, sejarah khilafah Islamiyah
bukanlah ‘dalil’ untuk menegakkan Islam. Wajibnya menegakkan khilafah
Islam bersumber dari Alquran, Sunah, dan Ijma Sahabat.
Sejarah
pada masa lampau memang bisa dijadikan atau diambil pelajaran dan
kajian tentang pelaksanaan penerapan syariat Islam. Maksudnya adalah,
bahwa dari sejarah itu kita bisa melihat; apakah hukum Islam itu
dilaksanakan atau tidak, dilaksanakan secara baik atau tidak. Mengapa
demikian? Sebab manusia bukanlah malaikat. Manusia tidak memiliki sifat
ma’shum (kecuali para utusan Allah). Khalifah (kepala negara khilafah)
juga seorang manusia. Artinya, bisa saja melakukan kesalahan dan
penyimpangan dalam penerapan hukum Islam.
Namun demikian,
kesalahan penerapan tidak berarti menunjukkan kesalahan sistem khilafah.
Sangat ironi, sebuah sistem yang berangkat dari Alquran dan Sunnah
(wahyu), disalah-salahkan oleh manusia yang memang lemah. Tidaklah
relevan menyalahkan sistem yang ideal dengan melihat kesalahan sebagian
dari pelaku sistem ideal tersebut.
Contohnya begini:
Jika
Anda yakin akan kebenaran Islam, tentu Anda tidak akan terima jika ada
orang yang menjelek-jelekkan agama Islam. Jika kita melihat banyak kasus
kriminal yang ada di negeri ini, kita akan menemukan begitu banyak
orang-orang yang beragama Islam sebagai pelakunya. Kemudian ada orang
yang menyatakan bahwa kesalahan orang (pelaku) juga cerminan dari agama
yang dianutnya. Artinya, kebejatan seorang pelaku tindak kriminal, juga
merupakan betapa bejatnya agama yang dia anut. Jika ada orang yang
berpikiran demikian, apakah Anda akan diam saja ataukah Anda akan
marah-marah?
Islam harus dilihat secara menyeluruh.
Alquran dan Sunnah tentu tidak akan menyuruh orang melakukan berbagai
tindak kriminal yang dilakukan manusia. Sistem Islam juga menutup
berbagai kemungkinan terjadinya tindak kriminal, seperti pencurian,
perzinaan, pembunuhan, korupsi, dan lain sebagainya. Inilah sistem
khilafah Islam itu. Tetapi jika memang masih ada saja berbagai tindak
kriminal itu terjadi, tentu itu bukan lantaran sistemnya. Namun oknum
yang menerapkannyalah yang salah.
Contoh:
Ketika
Muawiyah bin Abu Sufyan memaksa rakyat untuk membaiat anaknya Yazid bin
Muawiyah sebagai khalifah, jelas itu merupakan penyimpangan dan
kesalahan. Mengapa? Sebab dalam syariat Islam, khalifah adalah hasil
pilihan dan kerelaan rakyat. Jadi kesalahan terletak pada diri Muawiyah
sendiri, bukan sistem khilafahnya.
2. Terjebak dalam generalisasi secara serampangan
Para
bandit-bandit liberal ini sering juga menyatakan bahwa sistem khilafah
adalah sistem yang buruk hanya gara-gara melihat beberapa fakta sejarah.
Memang benar telah terjadi penyimpangan dalam hal penerapannya. Tetapi
sungguh tidak adil alias zalim, jika menyatakan keburukan Yazid bin
Muawiyah kemudian seluruh khalifah Umayyah juga dinilai buruk.
Pernyataan serampangan ini kadang juga diterapkan pada pemerintahan
khalifah-khalifah Abbasiyah hanya dengan melihat beberapa khalifah yang
melakukan penyimpangan. Sungguh tidak adil alias zalim. Tidak adil atau
zalim kepada siapa? Zalim kepada sejarah khalifah-khalifah yang lainnya.
Apalagi jika fakta-fakta sejarah itu ditulis oleh orang-orang kafir
yang sangat membenci Islam. Atas nama ‘objektivitas’, kemudian
tulisan-tulisan sampah itu pun ditelan mentah-mentah. Na’udzubillah..
3. Menjadikan sistem demokrasi untuk mengukur sistem khilafah
Hal
ketiga ini sangat marak saat ini. Untuk menilai baik dan tidaknya
sistem khilafah, digunakanlah sistem demokrasi kufur buatan Barat.
Menurut orang-orang Barat pada umumnya, sistem yang berlawanan dengan
sistem demokrasi adalah sistem otoriter dan diktator. Sehingga ketika
sistem khilafah dianggap tidak menghargai hak-hak manusia, maka
disebutlah sistem khilafah itu sistem otoriter dan diktator.
Pemahaman
di atas sangat serampangan dan terkesan mengabaikan akal sehat. Sebab,
bagaimana bisa dijadikan ukuran sedangkan sistem demokrasi sendiri
bertentangan dengan sistem khilafah. Dalam sistem demokrasi, kedaulatan
berada di tangan rakyat, sedangkan dalam sistem khilafah kedaulatan
berada di tangan syariat. Tidak ada kesewenang-wenangan khalifah.
Khalifah hanya melaksanakan hukum syariat. Itu saja, tidak lebih. Jika
ada pihak-pihak yang masih saja menyatakan sistem khilafah itu otoriter,
mengapa tidak sekalian menyatakan “sistem yang berangkat dari Alquran
dan Sunnah itu sistem otoriter?”
Justru yang terjadi saat
ini sebaliknya. Saat ini, orang-orang menganggap sistem pemerintahan
yang berlaku di kebanyakan negara adalah sistem demokrasi yang
menghargai hak-hak warga negara. Tetapi rupanya itu hanya berlaku bagi
orang-orang yang pro terhadap ‘penggulingan syariat’. Bagi orang-orang
yang pro terhadap penegakkan syariat, maka ‘menghargai hak-hak warga
negara’ itu menjadi tidak berlaku. Lalu demokrasinya dimana?
Jika
dibandingkan dengan sejarah penerapan sistem sekuler-demokrasi yang
saat ini dianut di banyak negara, jelas searah khilafah Islamiyah adalah
yang terbaik. Jika penerapan sistem khilafah dianggap melahirkan
berbagai pembunuhan-pembunuhan, lalu bagaimana dengan yang dilakukan
Amerika di Iraq dan Afganistan? Lalu bagaimana yang terjadi dengan kafir
tengik Yahudi-Israel terhadap kaum muslim di Palestina? Apa yang akan
dikatakan para bandit itu terhadap hal tersebut? Itukah negara
demokrasi?
Lihatlah kesaksian berikut ini:
Carleton
S, dia adalah Chairman and Chief Executive Officer Hewlett-Packard
Company berkomentar terhadap peradaban Islam sejak tahun 800-1600
masehi. Dia menyatakan: “Peradaban Islam merupakan peradaban yang
paling besar di dunia. Peradaban Islam sanggup menciptakan sebuah negara
adidaya kontinental (continental super state) yang terbentang dari satu
samudra ke samudra lain; dari iklim utara hingga tropik dan gurun,
dengan ratusan juta orang tinggal di dalamnya, dengan perbedaan
kepercayaan dan suku bangsa. Tentaranya merupakan gabungan dari berbagai
bangsa yang melindungi perdamaian dan kemakmuran yang belum dikenal
sebelumnya.” Hal ini diambil dari ceramahnya tanggal 26 September 2001 dengan judul Technology, Business, and our Way of Life: What Next?
Untuk
menjadikan Iraq negara demokrasi, Amerika telah membunuh ratusan ribu
kaum muslim di Iraq. Ini bukti nyata. Siapa pun bisa melihatnya, baik
kafir maupun muslim. Tetapi coba bandingkan dengan kesaksian seorang
penulis asal Barat yang bernama Henry S. Lucas. Dalam bukunya yang
berjudul Sejarah Peradaban Barat, Henry S. Lucas menyatakan: “Orang-orang
Barat sering keliru memahami sifat-sifat penaklukan yang dilakukan
orang-orang Islam. Mereka menyangka bahwa keberhasilan aksi-aksi militer
itu karena prajurit-prajurit Islam melakukan keganasan untuk
menakut-nakuti musuh. Persangkaan mereka (orang-orang Barat itu) bahwa
orang-orang Islam memaksakan dua pilihan kepada pihak yang ditaklukkan:
Alquran atau pedang. Yang benar adalah bahwa orang-orang Islam tidak
pernah membasmi orang-orang Kristen. Mereka hanya memungut upeti
(maksudnya jizyah) dari kaum Kristen sebagai kompensasi atas kemuliaan
yang diterima kaum Kristen di bawah kekuasaan Islam.” Dalam bukunya
tersebut, Henry Lucas tidak pernah menyebut kekuasaan Islam sebagai
kerajaan, tetapi kekhalifahan. Misalnya: kekhalifahan Umayyah dan
kekhalifahan Abbasiyah. Ini tidak mengada-ada. Buku itu masih tersimpan
hangat di rak buku saya, cukup lecek karena sering saya baca..
Jadi,
semoga catatan kecil ini dapat menyadarkan bahwa landasan untuk bisa
tegaknya Islam hanyalah keimanan yang diejawantahkan ke dalam penerapan
Islam secara kaffah. Sedaya apapun kacung-kacung liberal itu berupaya
mengkristenkan Islam, maka kami tidak akan pernah berhenti berjuang,
menjauhkan umat manusia dari pengaruh buruk para bandit-bandit itu..
Semoga bermanfaat..
IDEOLOGI NEGARA
BalasHapusKHILAFAH ISLAM AD DAULATUL ISLAMIYAH MELAYU
SATU AQIDAH
Saya Bersaksi tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan Allah
Katakanlah "Hai manusia! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan selain Dia; yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada Alquran dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat bimbingan hidayah. QS. Al A'raf :158
SATU PENYEMBAHAN
Dan aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka meyembah-Ku QS Adz-Dzariyat:56
SATU PERILAKU AHLAQ
Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW suri teladan yang baik bagi kalian untuk diikuti dalam hal berperang baik kesabaran dan keteguhannya. Bagi orang yang mengharap rahmat Allah yakni takut kepada-Nya dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.QS Al Ahzab:21
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya mengucapkan doa selamat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman! ucapkanlah doa selamat untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepada beliau. QS Al ahzab:56
SATU IKATAN SEJARAH
kami seorang muslim tidak terikat oleh tanah air, warna kulit melainkan sejarah islam yang menjadi ikatan dan kebanggaan kami.
Kami tidak mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk semua
manusia sebagai pembawa berita gembira kepada orang-orang yang beriman, bahwa mereka akan masuk surga dan sebagai pemberi peringatan kepada orang-orang kafir bahwa mereka akan dimasukkan ke dalam neraka tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui hal ini. Saba :28
SATU JALAN PENGABDIAN
Bimbinglah kami ke jalan yang lurus sebagaimana jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka melalui petunjuk dan hidayah-Mu. dan Bukan jalan orang-orang Yahudi(orang yang dimurkai)Dan bukan pula jalan orang-orang Kristen(orang sesat).
SATU UNDANG-UNDANG ALQURAN DAN AS SUNNAH
Katakanlah, "Sesungguhnya salatku, ibadahku , kehidupanku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah ketauhidan yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah.
Berpegang teguhlah kamu dengan Ikatan tali Allah dan janganlah kamu berpecah-belah serta Kenanglah karunia Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, Lalu Allah damaikan hatimu dengan nikmat Allah kamu bersaudara kembali
Dan ingatlah Kembali ketika kamu telah berada dipinggir jurang neraka lalu Allah selamatkan kamu daripadanya Demikianlah caranya Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu , Semoga kamu beroleh petunjuk. QS. Ali Imran:103
Dipublikasikan
PASUKAN KOMANDO PANJI HITAM
MARKAS BESAR ANGKATAN PERANG BERANI MATI
KHILAFAH ISLAM AD DAULATUL ISLAMIYAH MELAYU
email : angsahitam@inbox.com